HEI LAGI SOB ketemu lagi nih saya jadi SENENG deh!!
Sekarang kita membicarakan/membahas tentang "Resensi novel laskar pelangi"
Langsung aja yuk! ke salam pembukanya
Assalamualaikum wr. wb.
Saya membuat artikel ini yang berjudul Resensi Novel Laskar Pelangi demi kepentingan sobat yang ada di rumah dan saya juga sudah meminta izin untuk mengcopas (Copy Paste) dari Website ini :
http://andreprikitiew.wordpress.com/2011/10/25/resensi-novel-laskar-pelangi-lengkap/
http://id.shvoong.com/books/novel-novella/1965955-resensi-laskar-pelangi/#ixzz1U18phqfm
http://www.untukku.com/review-untukku/resensi-laskar-pelangi-2-untukku.html
Demikian salam pembuka yang saya buat semoga bermanfaat dan silahkan sobat melihat artikel dibawah
Waalaikumsalam wr. wb,
Silahkan dilihat!!
|
Novel laskar pelangi |
Ringkasan Cerita Novel Laskar Pelangi
SD Muhammadiyah tampak begitu rapuh dan menyedihkan dibandingkan
dengan sekolah-sekolah PN Timah (Perusahaan Negara Timah). Mereka
tersudut dalam ironi yang sangat besar karena kemiskinannya justru
berada di tengah-tengah gemah ripah kekayaan PN Timah yang
mengeksploitasi tanah ulayat mereka.
Kesulitan terus menerus membayangi sekolah kampung itu. Sekolah yang
dibangun atas jiwa ikhlas dan kepeloporan dua orang guru, seorang kepala
sekolah yang sudah tua, Bapak Harfan Efendy Noor dan ibu guru muda, Ibu
Muslimah Hafsari, yang juga sangat miskin, berusaha mempertahankan
semangat besar pendidikan dengan terseok-seok. Sekolah yang nyaris
dibubarkan oleh pengawas sekolah Depdikbud Sumsel karena kekurangan
murid itu, terselamatkan berkat seorang anak idiot yang sepanjang masa
bersekolah tak pernah mendapatkan rapor.
Sekolah yang dihidupi lewat uluran tangan para donatur di komunitas
marjinal itu begitu miskin: gedung sekolah bobrok, ruang kelas beralas
tanah, beratap bolong-bolong, berbangku seadanya, jika malam dipakai
untuk menyimpan ternak, bahkan kapur tulis sekalipun terasa mahal bagi
sekolah yang hanya mampu menggaji guru dan kepala sekolahnya dengan
sekian kilo beras, sehingga para guru itu terpaksa menafkahi keluarganya
dengan cara lain. Sang kepala sekolah mencangkul sebidang kebun dan
sang ibu guru menerima jahitan.
Kendati demikian, keajaiban seakan terjadi setiap hari di sekolah
yang dari jauh tampak seperti bangunan yang akan roboh. Semuanya terjadi
karena sejak hari pertama kelas satu sang kepala sekolah dan sang ibu
guru muda yang hanya berijazah SKP (Sekolah Kepandaian Putri) telah
berhasil mengambil hati sebelas anak-anak kecil miskin itu.
Dari waktu ke waktu mereka berdua bahu membahu membesarkan hati
kesebelas anak-anak tadi agar percaya diri, berani berkompetisi, agar
menghargai dan menempatkan pendidikan sebagai hal yang sangat penting
dalam hidup ini. Mereka mengajari kesebelas muridnya agar tegar, tekun,
tak mudah menyerah, dan gagah berani menghadapi kesulitan sebesar
apapun. Kedua guru itu juga merupakan guru yang ulung sehingga
menghasilkan seorang murid yang sangat pintar dan mereka mampu mengasah
bakat beberapa murid lainnya. Pak Harfan dan Bu Mus juga mengajarkan
cinta sesama dan mereka amat menyayangi kesebelas muridnya. Kedua guru
miskin itu memberi julukan kesebelas murid itu sebagai para Laskar
Pelangi.
Keajaiban terjadi ketika sekolah Muhamaddiyah, dipimpin oleh salah
satu laskar pelangi mampu menjuarai karnaval mengalahkan sekolah PN dan
keajaiban mencapai puncaknya ketika tiga orang anak anggota laskar
pelangi (Ikal, Lintang, dan Sahara) berhasil menjuarai lomba cerdas
tangkas mengalahkan sekolah-sekolah PN dan sekolah-sekolah negeri. Suatu
prestasi yang puluhan tahun selalu digondol sekolah-sekolah PN.
Tak ayal, kejadian yang paling menyedihkan melanda sekolah
Muhamaddiyah ketika Lintang, siswa paling jenius anggota laskar
pelangi itu harus berhenti sekolah padahal cuma tinggal satu triwulan
menyelesaikan SMP. Ia harus berhenti karena ia anak laki-laki tertua
yang harus menghidupi keluarga, sebab ketika itu ayahnya meninggal
dunia.
Belitong kembali dilanda ironi yang besar karena seorang anak jenius
harus keluar sekolah karena alasan biaya dan nafkah keluarga justru
disekelilingnya PN Timah menjadi semakin kaya raya dengan mengekploitasi
tanah leluhurnya.
Meskipun awal tahun 90-an sekolah Muhamaddiyah itu akhirnya ditutup
karena sama sekali sudah tidak bisa membiayai diri sendiri, tapi
semangat, integritas, keluruhan budi, dan ketekunan yang diajarkan Pak
Harfan dan Bu Muslimah tetap hidup dalam hati para laskar pelangi.
Akhirnya kedua guru itu bisa berbangga karena diantara sebelas orang
anggota laskar pelangi sekarang ada yang menjadi wakil rakyat, ada yang
menjadi research and development manager di salah satu perusahaan multi
nasional paling penting di negeri ini, ada yang mendapatkan bea siswa
international kemudian melakukan research di University de Paris,
Sorbonne dan lulus S2 dengan predikat with distinction dari sebuah
universitas terkemuka di Inggris.
Semua itu, buah dari pendidikan akhlak dan kecintaan intelektual yang
ditanamkan oleh Bu Mus dan Pak Harfan. Kedua orang hebat yang mungkin
bahkan belum pernah keluar dari pulau mereka sendiri di ujung paling
Selatan Sumatera sana.
Contoh resensi
1. Identitas Novel Laskar Pelangi
Judul : Laskar Pelangi
Penulis : Andrea Hirata
Penerbit : Bentang
Kota Tempat Terbit : Jl. Pandega Padma 19, Yogyakarta
Tahun Terbit : Cetakan III, Juli 2007
Tebal halaman : 533 halaman termasuk juga tentang penulis
Harga : Rp.69.000,-
2. Tujuan Meresensi Novel
Banyak orang (teman-teman) yang telah mengatakan bahwa buku ini bagus
kepada saya, maka dari itu saya menjadi penasaran dan ingin membacanya.
Setelah saya baca ternyata buku ini tidak hanya sekedar bagus tetapi
“sangat bagus”, karena di dalamnya banya terdapat pelajaran yang dapat
kita ambil tentang keagamaan, persahabatan yang luar biasa, cinta
pertama yang indah, ketegaran hidup, bahkan makna sebuah takdir yang
tidak bisa kita tebak.
3. Pokok-pokok Isi Novel (Unsur Instrinsik)
a. Tema
Persahabatan sepuluh anak yaitu Ikal, Mahar, Lintang, Harun, Syahdan, A
Kiong, Trapani, Borek, Kucai dan satu-satunya wanita di kelas mereka,
Sahara dari orang kecil yang mempunyai cita-cita yang tinggi dengan
bersekolah di pendidikan rakyat kecil Sekolah Muhamadiyah.
b. Tokoh dan Perwatakan
Kucai : benyak bicara.
Sahara : keras kepala, cerdas dan baik hati.
A kiong : baik dan sedikit aneh.
Harun : baik.
Aku sebagai ikal : tidak mudah putus asa.
Ayah ku/ayah ikal : baik hati.
Pak K.A. Harpan Noor : baik hati, ramah dan sabar.
Borek : nakal.
Ibu N.A. muslimah Hafsari : sabar, baik.
Lintang : pantang menyerah.
Mahar : imajinatif dan cerdas.
Trapani : manja dan cerdas.
c. Alur
Di dalam novel ini memakai alur maju.
d. Sudut Pandang
Memakai kata ganti orang pertama tunggal atau memakai akuan sertaan,
karena dalam penceritaan novel penulis menggunakan kata aku.
e. Gaya Bahasa
Di sini saya tidak mengetahui gaya bahasanya, karena ada kata-kata yang
sulit untuk dipahami atau dapat kita mengerti. Hal ini dikarenakan untuk
menyesuaikan bahasa berdasarkan tempat yang diceritakan yaitu di Bangka
Belitong, daerah terpencil yang belum meluas bahasanya.
f. Latar (Setting)
Tempat : di sekolah, di bawah pohon, di gua, dan di rumah.
Suasana : menyenangkan, menyedihkan, dan menegangkan.
Kapan : siang hari, sore hari, dan malam hari.
4. Keunggulan Novel
a. Organisasi
Dalam hal organisasi novel ini, hubungan antara satu bagian dengan
bagian yang lain harmonis dan dapat menimbulkan rasa penasaran pembaca.
Karena dalam penceritaan isi novel tidak berbelit-belit.
b. Isi
Kita dapat mengetahui arti perjuangan hidup dalam kemiskinan yang
membelit dan cita-cita yang gagah berani dalam kisah tokoh utama buku
ini Ikal, akan menuntun kita dengan semacam keanggunan dan daya tarik
agar kita dapat melihat ke dalam diri sendiri dengan penuh pengharapan,
agar kita menolak semua keputusasaan dan ketakberdayaan kita sendiri.
c. Bahasa
Bahasa yang digunakan tidak berbelit-belit walaupun ada kata-kata yang
kita tidak tahu maknanya dan yang belum dapat kita pahami, dikarenakan
cerita menyesuaikan tempat daerah Belitong.
5. Nilai-nilai Novel (Unsur Ekstrinsik)
Kita dapat mengambil pelajaran bahwa bagaimanapun hidup yang kita
jalani, kita harus senantiasa bersyukur. Kita dapat mengetahui arti
perjuangan hidup dalam kemiskinan yang membelit cita-cita yang tingggi.
Pada dasarnya kemiskinan tidak berkorelasi/berinteraksi langsung dengan
kebodohan atau kegeniusan. Banyak sekali pelajaran yang dapat kita
teladani dari novel tersebut seperti keagamaan, moral, cinta pertama
yang indah, ketegaran hidup, bahkan makna sebuah takdir yang tidak bisa
kita tebak. Selain itu kita dapat mencontoh tokoh-tokoh yang dapat
diteladani seperti tokoh-tokoh manusia sederhana, jujur, tulus, gigih,
penuh dedikasi, ulet, sabar, tawakal, takwa, dan sebagainya.
6.Sinopsis
Diawali saat SD Muhammadiyah, sekolah kampung di Belitong dengan
fasilitas yang sangat terbatas bahkan minus, membuka pendaftaran untuk
murid baru kelas satu. Hingga saat2 terakhir pendaftaran hanya 9 orang
anak yang mendaftar dan siap masuk kelas di hari pertama. Padahal
sekolah reot ini sudah diancam untuk membubarkan diri jika murid barunya
kurang dari 10 orang.
Di kalangan bawah, menyekolahkan anak berarti mengikatkan diri pada
beban biaya yang harus ditanggung selama bertahun2. Dan tertutupnya
kesempatan untuk mempekerjakan si anak secara penuh waktu demi membantu
mengurangi beban hidup yang semakin berat.
Jika tak ada Harun, seorang anak berusia 15 tahun dengan
keterbelakangan mental, yang disekolahkan oleh ibunya agar tidak cuma
mengejar anak ayam di rumah, tentu tidak pernah terjadi kisah ini. Ikal
tidak akan pernah bertemu, berteman satu kelas dengan Lintang, Mahar,
Syahdan, A Kiong, Kucai, Borek alias Samson, Sahara, Trapani, dan Harun.
Tidak akan pernah bertemu Bu Muslimah, guru penuh kasih namun penuh
komitmen untuk mencerdaskan anak didiknya. Dan tidak akan pernah ada
Laskar Pelangi, yang di musim hujan selalu melakukan ritual melihat
pelangi sore hari dengan bertengger di dahan2 pohon filicium yang ada di
depan kelas mereka.
Selanjutnya dikisahkan ragam kejadian yang penuh suka dan duka dari
kesepuluh anak anggota Laskar Pelangi. Nantinya di tengah cerita Laskar
Pelangi mendapat anggota kesebelas, anggota wanita kedua, Flo.
Berkisah tentang Lintang, anak super genius didikan alam, yang
rumahnya berjarak 40 km dari sekolah dan dilaluinya dengan bersepeda
setiap hari tanpa mengeluh. Bahkan ketika suatu hari rantai sepedanya
putus, dia rela berjalan kaki menuntun sepedanya ke sekolah. Dan merasa
bahagia karena masih mendapat kesempatan ikut menyanyikan Padamu Negeri
di jam pelajaran terakhir…. *merinding*… (jaman SMP aku sempat kagum
dengan teman2 yang setiap harinya mengayuh sepeda dari rumahnya yang
berjarak 10 km dari sekolah, demi bisa menuntut ilmu di SMP Negeri yang
baru ada di kota kecamatan… tapi ternyata itu belum ada apa2nya).
Berkisah tentang Mahar anak genius berikutnya, tapi yang satu ini
genius dalam bakat seni. Berkisah tentang rutinitas membeli kapur tulis
di toko yang jauh dari sekolah dan berbau busuk, menggiring ke kisah
cinta pertama Ikal kepada A Ling yang berkuku indah. Tentang
keberhasilan mereka mengangkat nama SD Muhammadiyah yang selama ini
selalu dianggap remeh dalam acara karnaval 17 Agustus dan lomba
cerdas-cermat. Tentang cita-cita Ikal. Tentang hilangnya Flo. Tentang
petualangan mistis ke Pulau Lanun menemui Tuk Bayan Tula bersama Flo dan
Mahar. Dan bagian pertama ini ditutup dengan kesedihan mendalam yang
sangat mengharukan saat Laskar Pelangi harus merelakan perginya seorang
teman yang kurang beruntung…
Bagian pertama itu mengambil rentang waktu dari hari pertama Laskar
Pelangi masuk kelas satu Sekolah Dasar Muhammadiyah hingga empat bulan
menjelang Ebtanas SMP di gedung sekolah yang sama dengan orang2 yang
sama (tambah Flo tentunya).
Pada bagian kedua, kisah ini melompat dua belas tahun kemudian saat
Laskar Pelangi telah menjadi sosok2 dewasa yang harus berjuang menggapai
peruntungannya dalam kehidupan nyata. Masing2 menjalani suratan
hidupnya yang sudah ditetapkan. Ada yang berjalan sesuai cita2nya, ada
yang tidak terduga lompatannya, ada juga yang menyerah pada nasib yang
sudah tergambar jelas sejak dahulu.
Dan akhirnya pun mereka semua dengan perjuangan yang keras dan gigih dapat mendapatkan apa yang mereka cita-citakan.
7. Biografi Penulis
Andrea Hirata Seman Said Harun lahir di pulau Belitung 24 Oktober
1982, Andrea Hirata sendiri merupakan anak keempat dari pasangan Seman
Said Harunayah dan NA Masturah. Ia dilahirkan di sebuah desa yang
termasuk desa miskin dan letaknya yang cukup terpelosok di pulau
Belitong. Tinggal di sebuah desa dengan segala keterbatasan memang cukup
mempengaruhi pribadi Andrea sedari kecil. Ia mengaku lebih banyak
mendapatkan motivasi dari keadaan di sekelilingnya yang banyak
memperlihatkan keperihatinan. Nama Andrea Hirata sebenarnya bukanlah
nama pemberian dari kedua orang tuanya. Sejak lahir ia diberi nama Aqil
Barraq Badruddin. Merasa tak cocok dengan nama tersebut, Andrea pun
menggantinya dengan Wadhud. Akan tetapi, ia masih merasa terbebani
dengan nama itu. Alhasil, ia kembali mengganti namanya dengan Andrea
Hirata Seman Said Harun sejak ia remaja.
Resensi Novel
Judul Resensi : PERJUANGAN ANAK PULAU BELITONG
Identitas Novel
Judul Novel : Laskar Pelangi
Penulis : Andrea Hirata Seman Said Harun
Penerbit : Bentang Pustaka
Kota Terbit : Yogyakarta
Tahun Terbit : 2007
Tebal halaman : 533 halaman
Latar Belakang Penulis
Andrea Hirata, lahir di Belitong. Meskipun studi mayornya ekonomi, ia
amat menggemari sains dan sastra. Edensor adalah novel ketiganya
setelah novel-novel
best seller Laskar Pelangi dan Sang Pemimpi. Andrea lebih mengidentikkan dirinya sebagai akademisi dan
backpacker. Ia
mendapat beasiswa untuk kuliah di Paris, Perancis. Saat ini Andre
tinggal di Bandung dan masih bekerja di kantor pusat PT. Telkom. Hobinya
naik komidi putar. Komunikasi dengan Andrea dapat melalui
http://www.Andrea-Hirata.com.
Pokok-pokok Isi Novel (Unsur Instrinsik)
a. Tema
Persahabatan sepuluh anak Belitong
b. Tokoh dan Perwatakan
Aku sebagai ikal : tidak mudah putus asa dan tegar.
Ayah ku/ayah ikal : baik hati dan bijaksana.
Pak K.A. Harpan Noor : baik hati, ramah dan sabar.
Ibu N.A. muslimah Hafsari : sabar, baik hati dan penyayang.
Lintang : pantang menyerah dan cerdas.
Mahar : kreatif, imajinatif dan cerdas.
Trapani : manja dan cerdas.
Kucai : hiperaktif, susah diatur dan benyak bicara
Sahara : keras kepala, cerdas dan baik hati.
A kiong : baik dan sedikit aneh.
Harun : baik tetapi agak keterbelakangan mental.
Borek : nakal dan susah diatur.
c. Alur
Novel ini memakai alur maju, karena dalam ceritanya tidak terdapat kilas
balik sehingga membuat pembaca penasaran apa yang akan terjadi di kisah
selanjutnya.
d. Sudut Pandang
Orang pertama tunggal sebagai tokoh utama.
e. Latar
Tempat : di sekolah, di bawah pohon, di gua, dan di rumah.
Suasana : menyenangkan, menyedihkan, dan menegangkan.
Kapan : siang hari, sore hari, dan malam hari.
Keunggulan Novel
- Dalam hal organisasi novel ini, hubungan antara satu bagian dengan
bagian yang lain harmonis dan dapat menimbulkan rasa penasaran pembaca.
Karena dalam penceritaan isi novel tidak berbelit-belit.
- Kita dapat mengetahui arti perjuangan hidup dalam kemiskinan yang
membelit dan cita-cita yang gagah berani dalam kisah tokoh utama buku
ini
Kelemahan Novel
Namun ada satu kelemahan penting yang harus diwaspadai oleh para
pembaca. Hal ini agar mereka tidak terpengaruh oleh satu ide yang ada di
dalamnya. Ide itu adalah ide tentang teori kreasionisme (penciptaan).
Ide teori kreasionisme (penciptaan) merupakan kebalikan dari teori
Evolusionisme. Ide itu sungguh antik karena meski demikian minim bukti
tetapi pemujanya demikian militan. mereka diamini oleh kelompok-kelompok
puritan religius yang merasa terancam oleh keberadaan teori Evolusi.
Bahasa
Bahasa yang digunakan tetap bahasa Indonesia tetapi tidak jarang kita
jumpai bahasa daerah yang dimana tempat kejadiannya adalah Belitung,
yaitu pulau terpencil yang ada di Sumatra.
Sinopsis
Begitu banyak hal menakjubkan yang terjadi dalam masa kecil para
anggota Laskar Pelangi, sebelas orang anak Melayu Belitong yang luar
biasa ini tak menyerah waktu keadaan tak bersimpati pada mereka.
Lihatlah Lintang, seorang kuli opera cilik yang genius dan dengan senang
hati bersepeda 80 kilometer pulang pergi untuk memuaskan dahaganya akan
ilmu-ilmu. Dan juga sembilan orang Laskar Pelangi Lainnya yang begitu
bersemangat dalam menjalani hidup dan berjuang meraih cita-cita.
Selami kehidupan ironis dan haru 10 anak Belitong tersebut, indahnya
petualangan dan temukan diri Anda tertawa,menangis,dan tersentuh saat
membaca tiap lembarnya.
Amanat Novel
- Janganlah menyerah, hiraukan orang yang menggangumu, teruslah berjalan jika menurutmu itu benar.
- Dari bersekolah dengan sungguh-sungguh cita-cita akan tercapai walaupun dengan usaha dan perjuangan yang sulit.
Demikian artikel berikut saya posting dari sumber :
http://andreprikitiew.wordpress.com/2011/10/25/resensi-novel-laskar-pelangi-lengkap/
http://id.shvoong.com/books/novel-novella/1965955-resensi-laskar-pelangi/#ixzz1U18phqfm
http://www.untukku.com/review-untukku/resensi-laskar-pelangi-2-untukku.html
Dan saya memberikan pesan kepada sobat di bawah ini
-Jangan pantang menyerah dan jangan putus asa!!
-Ingat amanat diatas ya sob!!
-Dan jangan lupa tunggu artikel berikutnya ya, da...!! (HEHE!)